Hipertensi pada kehamilan ditandai dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg yang diukur dua kali atau lebih selama sekitar 6 jam atau lebih. Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu, janin, dan neonatus.
Hipertensi kehamilan diklasifikasikan menjadi enam jenis, di antaranya:
- hipertensi gestasional dengan gejala hipertensi tanpa proteinuria lebih dari 20 mgg;
- hipertensi kronik dengan gejala tekanan darah? 140/90 sebelum hamil atau 20 minggu dan masih ada?
- Preeklamsia dengan gejala tekanan darah 2 minggu pasca persalinan? Hipertensi kronik dengan tekanan darah lebih dari 140/90 dan proteinuria lebih dari 20 mgg setiap 24 jam
- Hipertensi kronik dengan gejala proteinuria baru lebih dari 20 minggu dari hipertensi sebelumnya
- Preaklamsia yang digabungkan dengan hipertensi sebelumnya dengan gejala proteinuria lebih dari 20 mgg setiap 20 minggu
- Hipertensi transien dengan diagnosis retrospektif dimana tekanan darah kembali normal setelah 12 minggu setelah diagnosis.
Penatalaksanaan non-farmakologis untuk hipertensi pada kehamilan dan laktasi mencakup hal-hal seperti Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH), melakukan aktivitas fisik atau olahraga, mengurangi asupan natrium, menghindari alkohol, berhenti merokok, faktor psikologis dan stres, dan menurunkan kalsium.
Penatalaksanaan farmakologis melibatkan pemberian antihipertensi di atas 140/80 mmHg, karena penurunan tekanan darah yang terlalu rendah akan mengurangi perfusi uteroplasenta. Target penurunan tekanan darah pada kehamilan adalah 140/90 mmHg, dan tidak ada manfaat dari penurunan tekanan darah lagi. Tekanan darah lebih dari 170/110 mmHg dianggap kedaruratan medis dan memerlukan perawatan di rumah sakit.
Ibu menyusui dengan hipertensi ringan dapat mempertimbangkan untuk berhenti mengonsumsi obat sementara dengan memantau tekanan darah dengan cermat. Setelah menghentikan menyusui, terapi antihipertensi dapat diulang.
Hipertensi pada kehamilan dan laktasi adalah jenis hipertensi yang terkait dengan sirkulasi uteroplasenta pada ibu dan janin selama kehamilan serta ekskresi obat melalui ASI. Sangat penting untuk memantau tekanan darah selama kehamilan dalam Ante Natal Care (ANC), saat persalinan, postpartum, dan selama laktasi untuk mencegah hipertensi berkembang lebih lanjut, yang pada gilirannya dapat mengurangi morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas.
Pengobatan untuk hipertensi ibu hamil termasuk penggunaan antihipertensi dan obat laktasi seperti Metildopa, Clonidine, CCB, Beta-blocker, Labetalol, Hydrochlortiazid, dan ACE-I dan ARB.