Berbagai gejala yang menunjukkan kelainan perkembangan motorik dan postur tubuh yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak sejak dalam kandungan atau di masa kanak-kanak dikenal sebagai cerebral palsy. Cerebral palsy diklasifikasikan menjadi empat kategori: spastik, atetoid, ataksia, dan campuran. Cerebral palsy tipe spastik adalah yang paling umum. Jumlah kasus cerebral palsy dilaporkan di negara maju sebesar 2-2,5 kasus per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan jumlah kasus di negara berkembang adalah 5,6 kasus per 1.000 kelahiran hidup. Penderita dengan gejala motorik ringan memiliki prospek yang baik. Prognosisnya semakin buruk jika gejala penyertanya dan motoriknya semakin parah.
Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena cerebral palsy bisa dimulai dari periode prenatal, perinatal, dan postnatal. Periode prenatal adalah waktu sebelum kelahiran bayi, termasuk kelainan genetik, infeksi dalam kandungan, seperti infeksi toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes (TORCH). Periode perinatal adalah waktu di mana bayi dilahirkan, termasuk kelainan yang menyebabkan cerebral palsy seperti berat badan lahir rendah,
Dokter saraf anak, psikiater, ahli mata, ahli bedah ortopedi, psikolog, fisioterapi, occupational therapist, pekerja sosial, guru sekolah luar biasa, dan orang tua semuanya harus bekerja sama untuk menangani cerebral palsy. Karena otak anak masih berkembang, orang dengan CP masih dapat meningkatkan kualitas hidupnya, mandi dengan lebih mudah, mengurangi komplikasinya, mengurangi kekakuannya, mengontrol kejangnya, dan meningkatkan kognitifnya.