Sakit Gula Dapat Memicu Kebutaan?

4 2

Salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kebutaan adalah diabetes melitus (DM). Ini terjadi ketika diabates menyebabkan gangguan pada retina mata, yang dikenal sebagai retinopati diabetika. Gangguan pada retina menyebabkan kabut mata yang permanen. Karena retina berada di bagian belakang mata, gangguan mata pada retina seringkali tidak menunjukkan gejala.

Pasien diabetes, terutama tipe dua, ketika risiko kebutaan menjadi tidak dapat diatasi. Tidak seperti katarak, yang dapat disembuhkan melalui operasi, ini berbeda. Akibatnya, kebijakan nasional dan internasional merekomendasikan agar setiap orang yang menderita diabetes tipe dua menjalani pemeriksaan mata. Ini dilakukan untuk menghindari keterlambatan yang berpotensi menyebabkan kebutaan.

Pasien dewasa yang mendapatkan diagnosis diabetes melitus sangat mungkin telah mengalami kondisi ini beberapa tahun sebelum diagnosis tersebut. Ini adalah dasar kebijakan untuk pemeriksaan mata yang dilakukan pada pasien diabetes melitus. Dengan kata lain, untuk mencegah atau mendeteksi komplikasi diabetes melitus pada retina secara dini. karena diabetes melitus sangat mungkin untuk disembuhkan.

Sementara itu, anak-anak yang menderita diabetes melitus sebagai kelainan bawaan disarankan untuk menjalani pemeriksaan mata lima tahun setelah diagnosis, untuk mencegah komplikasi diabetes melitus pada retina sejak dini.

Diabetes melitus yang tidak ditangani dengan baik selama tujuh tahun dapat menyebabkan komplikasi serius pada mata. Mulai dari katarak yang lebih awal, kornea kering, dan pandangan kabur, hingga masalah yang paling penting—retina—akan sulit diatasi jika pandangan kabur disebabkan oleh gangguan pada retina. Hal-hal seperti ini hanya dapat ditangani untuk mempertahankannya atau mencegah kekaburan menjadi lebih buruk.

Hipoksia, yang disebabkan oleh penebalan atau sumbatan pembuluh darah akibat diabetes melitus, juga dikenal sebagai retinopati diabetika. Tidak ada darah yang membawa protein, oksigen, dan nutrisi lainnya ke sel darah retina. Akibatnya, ketika sel darah retina kekurangan oksigen, retina akan membentuk hormon yang mendorong pembentukan pembuluh darah baru (neovaskular). Pembuluh darah baru ini sangat bermasalah karena mereka rapuh dan mudah pecah. Selain itu, jika pembuluh darah baru tidak terbentuk, akan terbentuk jaringan fibrosa, yang mudah pecah, yang dapat menyebabkan kerusakan, robek, dan perdarahan.

Pembuluh darah baru itu akan dirusak selama pengobatan. Tidak mungkin ada. Dengan laser. Laser digunakan untuk menghilangkan pembuluh darah yang tidak tersedia.

Diabetes melitus juga dapat menyebabkan masalah pada mata karena pembuluh darah menjadi rapuh, bahkan bocor. Ini terjadi karena cairan darah yang bocor keluar dari pembuluh darah dan membawa lemak, kolesterol, dan lainnya ke dalam sel-sel retina, menyebabkan mereka menjadi kurang efektif dalam melakukan fungsinya.

Jika perdarahan telah terjadi pada retina, operasi dilakukan untuk mengobati retinopati diabetika. Namun, tindakan ini tidak dapat mengembalikan keadaan normal. Melainkan, jangan biarkan gangguan retina menjadi lebih parah sehingga Anda kebutaan permanen. Karena itu sangat penting untuk melakukan pencegahan sejak dini.

Terapi laser adalah yang paling disarankan dan biasanya disertakan dengan operasi katarak. Ini karena diabetes melitus juga sering menyebabkan komplikasi katarak. Operasi katarak dilakukan untuk membantu menangani retina karena katarak menghalangi retina, mengganggu proses melihat retina. Katarak juga dapat menyerap laser yang dimaksudkan untuk menangani masalah retina.

Sangat disarankan bagi mereka yang telah mengalaminya untuk mempertahankan kondisi mereka untuk mencegah diabetes melitus menjadi lebih parah. Ini termasuk mencegah hipertensi, mencegah kenaikan kolesterol dan gula, dan menjaga emosi.

Diarsipkan dibawah: